Selain bangunan sekolah yang mulai rapuh, beberapa tembok mulai jebol, plafon atap setiap ruang siswa dan guru yang kerap bocor, tentunya berdampak pada ketidaknyamanan dalam menjalankan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)walau sekolah belum menerapkan pembelajaran tatap muka namun dari kondisi yang ada sangat memprihatinkan.
Kepala Sekolah SDN 02 Tajur, Dedeh Sukaesih, mengatakan jika rehab sekolah ini sebelumnya sudah terjadwal pada Tahun 2020 lalu,namun lantaran pandemi Covid-19, rencana tersebut tertunda.
“Jadi diundur lagi ke tahun 2021. Rencana bulan Juni atau Juli, tapi sampai sekarang masuk bulan Agustus belum juga ada perbaikan,” kata Dedeh saat ditemui awak media, Selasa (17/08/2021).
Dedeh menjelaskan, dirinya ditugaskan di sekolah ini sejak dua tahun lalu. Ia pun berjanji akan mempertanyakan kembali persoalan ini kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.
“Saya konfirmasikan ke Disdik, dan membuat proposal untuk diajukan lagi,” terangnya.
Pihaknya berharap, sekolah ini untuk segera di perbaiki pihak Pemda Bogor. Pasalnya, sekolah dengan kondisi seperti ini berdampak pada minat siswa didik untuk mengikuti KBM.
“Siapa sih anak yang mau sekolah dengan keadaan seperti ini. Memang sekarang masih belajar daring, tapi nanti pasti ada belajar tatap muka juga,” paparnya.
Dedeh mengaku sangat merasakan dimasa pandemi ini, yang berdampak pada tertundanya rehab gedung sekolah . Akan tetapi pihaknya sangat berharap penuh ada keajaiban dibulan Agustus ini ada realisasi pembangunan.
“Saya memohon kepada Disdik untuk dapat mempercepat terealisasi pembangunan SDN 02 Tajur ini. Soalnya, kondisi sekolah ini juga sudah beberapa kali longsor. Pertama ruang perpustakaan dan kamar mandi, kemudian pada maret kembali longsor mengakibatkan toren air rubuh. Meski terus-menerus terkena musibah, tapi kenapa belum ada penanganan yang pasti,” harapnya.
Untuk diketahui dari data yang dihimpun, jumlah murid di SDN 02 Tajur ini, dari yang sebelumnya 220 anak didik, saat ini berkurang menjadi 203 anak didik. Tentunya menurun, karena kondisi sekolah yang belum diperbaiki. Kondisi inipun juga berdampak pada guru-guru honor, karena guru honor digaji tergantung banyaknya murid, tentunya berbeda dengan guru yang sudah PNS,”Pungkasnya.(Roy/Din)