Rasa keprihatinan tersebut di tuangkan dalam sepenggal cerita mengenai kondisi daerahnya, yang dulu nya perbukitan hijau, sekarang dikeruk dan di angkut tanahnya.Begitu pun jalan utama yang menghubungkan Jonggol, Cariu dan Tanjungsari yang rusak akibat muatan truk tanah yang berlebih serta tidak adanya batasan bagi trus yang hilir mudik dijalan tersebut.
Berikut Cerita pendek sebagai pesan di Hari Bumi :
Menuju Timur Bogor, Kota Hujan debu dan Jalur Neraka Tambalan Jalan. (Sebuah Representasi Jonggol Cariu dan Tanjungsari)
Kita akan mulai cerita singkat ini dari pemandangan pegunungan yang terlihat berubah warna, juga komposisi nya. Yang dulu banyak tanaman kini diramaikan suara kerukan bahkan ledakan. Ada yang memang sudah izin dari Tuan, lebih banyak lagi yang sekedar bawa dekengan untuk dapat cuan walau tanpa perizinan.
Daerah kami tumbuh subur, hingga musim penghujan pun, jalan raya penuh debu dan lumpur.
Belum lagi di sesi kemarau, kami wajib menikmati hidangan sesak, walau dalam banyak pengakuan di semua musim ini kami terjamin aman dan sehat. Oh iya, jangan lupa juga disini tidak ada batas kapan seharusnya jam lintasan truk besar yang menjadi pemegang pertama dalam lintas barat parahyangan
Ramai dengan wisata dan sempat diucap surga, tapi perlahan para pengunjung merasa jalan di jonggol hingga tanjungsari adalah jalur neraka, tidak berharap soal nyaman lagi hanya menginginkan keselamatan.
Kisah di Jonggol, Cariu dan Tanjungsari adalah kisah tentang Harapan ketika di Jalan, jangan berharap jauh soal kenyamanan, berbicara keselamatan saja, sudah banyak saudara kami menjadi korban, hingga satu dua kali terlindas dan berakhir di batu nisan. Bahkan hari ini keselamatan bergantung pada tambalan jalan.
Soal Masa depan, soal keselamatan.
Selamat Hari Bumi, untuk sisa harapan keamanan dan keselamatan dari Jonggol, Cariu dan Tanjungsari. Semoga tulisan membantu mengusap tangis ibu pertiwi dikala gempuran eksploitasi dari banyak lintah korporasi.
Tulisan dan Gambar ini dari Kami Sebagai Pemuda yang khawatir akan masa depan Alam raya Kami
Dukungan terhadap postingan ini Juga masih banyak lagi dari Para Pegiat Lingkungan, Pecinta Alam, Pelajar Mahasiswa dan Masyarakat pada umumnya.(22/4/2022)
Ilustrasi Oleh : Bambang Trian
Narasi Oleh : Dani Setiawan