SGI-NEWS.COM – Kondisi fisik bangunan SDN Gunungsari 04, yang terletak di Kampung Tonggoh, Desa Gunungsari, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, semakin memprihatinkan.
Sekolah yang berdiri sejak tahun 1984 ini kini menghadapi kerusakan cukup berat pada beberapa ruang penting, termasuk ruang kelas, ruang guru, dan ruang kepala sekolah.
Kepala Sekolah SDN Gunungsari 04, Jubaedah, mengungkapkan bahwa sekolah saat ini memiliki tujuh rombongan belajar (rombel), namun hanya memiliki enam ruang kelas. Satu rombel terpaksa menggunakan ruang kepala sekolah karena keterbatasan ruang. Ironisnya, tiga dari enam ruang kelas yang ada mengalami kerusakan parah.
“Atap sebagian ruang kelas sudah ada yang ambruk, kusen-kusen banyak yang kropos, dan tembok mulai rapuh. Ini sangat membahayakan anak-anak yang sedang belajar,” ucap Jubaedah kepada SGI-NEWS.COM saat ditemui di Sekolah.
Selanjutnya Ia menceritakan kejadian yang nyaris mencelakakan siswa dan guru saat hujan turun beberapa waktu lalu.
“Tiba-tiba plafon ambruk saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Alhamdulillah, tidak ada siswa yang terluka, namun guru yang mengajar hampir tertimpa,” kenangnya.
Lebih lanjut, Jubaedah menyebutkan bahwa plafon di tiga ruang kelas saat ini dalam kondisi rusak parah, bahkan salah satunya sudah roboh hingga memperlihatkan struktur baja ringan di atasnya. Dua ruang kelas lainnya juga dikhawatirkan menyusul karena kondisinya yang mulai terbuka dan rapuh. Perabotan (meubelair) di ruang-ruang tersebut pun sudah banyak yang rusak.
“Sekolah ini terakhir direnovasi tahun 2012, itu pun hanya bagian atapnya. Setelah itu belum ada lagi perbaikan menyeluruh. Padahal bangunan ini sudah berdiri lebih dari 40 tahun,” jelasnya.
Pihak sekolah telah berupaya mengajukan perbaikan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di tingkat desa dan kecamatan, serta menjalin komunikasi dengan pihak swasta seperti PT Indocement untuk mendapatkan bantuan.
“Dalam Musrenbang, kami sudah mengusulkan satu unit ruang kelas, namun kabarnya yang akan direalisasikan hanya ruang guru pada tahun 2026. Untuk ruang kelas sendiri, kami belum tahu kapan akan dibangun,” tambahnya.
Dengan penuh harap, Jubaedah menyampaikan permohonannya kepada pihak terkait agar kondisi sekolah di kampung ini menjadi perhatian khusus. Ia berharap perbaikan ruang kelas bisa segera direalisasikan agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman dan aman, tanpa rasa khawatir akan tertimpa atap atau plafon yang rusak saat hujan turun.
“Sekolah ini adalah tempat anak-anak kami menimba ilmu. Sudah seharusnya mereka mendapat fasilitas yang layak dan aman,” pungkasnya.(AC)