Kegiatan Kolaborasi Pemberdayaan Kelompok Rentan di Kecamatan Tanjungsari Dihadiri Menteri Sosial RI

SGI-NEWS.COM – Sebanyak 200 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) mengikuti pelatihan kreativitas yang digelar di halaman Kantor Kecamatan Tanjungsari.

Program ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, dan Hangesti Handycraft, dengan fokus pada pelatihan pembuatan tali dari pelapah pisang kering sebagai produk bernilai ekonomi.

Pelatihan ini bertujuan meningkatkan keterampilan dan daya saing KPM agar mampu menambah penghasilan secara mandiri. Pendampingan UMKM tersebut diharapkan menjadi langkah nyata dalam pemberdayaan ekonomi bagi kelompok rentan.

Kegiatan turut dihadiri Menteri Sosial RI Saefulah Yusuf, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bogor Parid Ma’ruf, Dirjen Kementerian Sosial Mira Riyati Kurniasih, Camat Tanjungsari, Kapolsek Tanjungsari, Danramil, serta seluruh kepala desa se-Kecamatan Tanjungsari yang memberikan dukungan penuh terhadap penguatan kemandirian ekonomi masyarakat.

Dalam sesi wawancara, Mensos Saefulah Yusuf menyampaikan harapannya agar para penerima manfaat seperti PKH dan BPNT memiliki keterampilan yang mampu meningkatkan kesejahteraan mereka ke depan.

“Saya berharap para KPM memiliki keterampilan sehingga kesejahteraannya bisa lebih baik,” ujar Mensos (14/11).

Mensos, yang akrab disapa Gus Iful, menambahkan bahwa kunjungan kerjanya ke Tanjungsari diharapkan dapat memotivasi masyarakat.

“Kunjungan saya ini semoga bisa memberi motivasi, khususnya bagi KPM bansos yang sudah terampil membuat produk kerajinan dari pelepah pisang,” imbuhnya.

Sementara itu, di lokasi yang sama, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bogor Parid Ma’ruf menyampaikan pesan Bupati Bogor yang mengapresiasi terselenggaranya pelatihan dan kehadiran Menteri Sosial di Tanjungsari.

“Bapak Bupati sangat mengapresiasi kegiatan pemberdayaan ini. Kolaborasi seperti ini sangat penting untuk membantu KPM memiliki keterampilan baru dan meningkatkan pendapatan,” ujar Parid Ma’ruf.

Ia berharap pelatihan tersebut dapat berkelanjutan sehingga memberi dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya keluarga penerima manfaat di Tanjungsari.

Pengusaha kerajinan, Wagianto, turut memberikan motivasi kepada peserta. Ia menyebut produk kerajinan berbahan pelapah pisang memiliki prospek besar, bahkan berpeluang masuk pasar ekspor.

“Produk ini sangat prospektif untuk diekspor. Harga satu kilogram kerajinan yang sudah jadi bisa mencapai Rp20 ribu,” jelasnya.

Menurut Wagianto, pelatihan ini menjadi peluang besar bagi KPM untuk meningkatkan pendapatan, sekaligus mendorong ekonomi masyarakat.(RUDI)

Tinggalkan komentar